Manajemen IP-Pert6

Manajemen IP adalah sebagai berikut :
1. VLSM (Variable Length Subnet Masking)
VLSM merupakan pengembangan mekanisme subnetting. VLSM memperbaiki kekurangan metoda conventional subnetting.
2. Classless Interdomain Routing (CIDR)
3. Network Address Translation (NAT)

KONVERSI BINER KE DESIMAL
Rumus untuk menghitung jumlah IP yang digunakan dengan rumus 2N – 2. Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi ke desimal dengan komposisi :
Untuk mengubah desimal menjadi biner dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan dengan kelipatan pengalian diatas, jika dikurangi dapat dikurangi maka diberi angka 1 dan jika tidak maka diberi angka 0.
Contoh
Konversikan bilangan biner berikut ini 11011101 kedalam bentuk desimal.

Jawaban
Konversi dari biner ke desimal :
= (1*128) +(1*64)+(0*32)+(1*16)+(1*8)+(1*4)+(0*2)+(1*1)
= 128+64+0+16+8+4+0+1
= 221
Untuk menguji jawaban diatas dengan cara melakukan pengurangan dengan kelipatan pengalian seperti diatas.

221 – 128 = 93  1
93 – 64 = 29  1
29 – 32 =  0
29 – 16 = 13  1
13 – 8 = 5  1
5 – 4 = 1  1
1 – 2 =  0
1 – 1 = 0  1

Hasilnnya tetap sama, cara membacanya adalah dari anak panah yang ditulis dari atas ke bawah menjadi 11011101.

SUBNETTING
Subnetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa sub – network.
Keuntungan melakukan subnetting adalah sebagai berikut :

1. Menghindari limitasi jumlah simpul dalam satu segmen
2. Mereduksi trafik yang disebabkan oleh broadcast maupun benturan (collision)
Dalam pengelamatan IP (IP Address), subnet mask dapat mempengaruhi jumlah host yang dapat dijangkau.

Tabel Subnet Mask

10000000 = 128
11000000 = 192
11100000 = 224
11110000 = 240
11111000 = 248
11111100 = 252
11111110 = 254
11111111 = 255

PENERAPAN VLSM
Untuk mencegah terjadinya pemborosan IP di masing – masing subnet karena penggunaan metode Conventional Subnet yang tidak efisien, maka disarankan menerapkan Variable Length Subnet Mask (VLSM).

Contoh :
Bagaimanakah konfigurasi subnet dengan metode VLSM pada jaringan dengan alamat 110.24.48.0/24 jika dalam jaringan tersebut dilakukan pembagian jaringan dengan jumlah host yang harus tersedia minimal adalah sebagai berikut :
Network – A : 100 IP Host
Network – B : 45 IP Host
Network – C : 10 IP Host
Network – D : 8 IP Host
Network – E : 5 IP Host
Network – F : 4 IP Host
Network – G, network – H dan network – I : 2 IP Host

Jawaban :

Network – A : 100 IP  27
Network – B : 45 IP  26
Network – C : 10 IP  24
Network – D : 8 IP  24
Network – E : 5 IP  23
Network – F : 4 IP  23 Network – G : 2 IP  22
Network – H : 2 IP  22
Network – I : 2 IP  22


Host = 2n – 2
100 host : 110.24.48.0/25
45 host : 110.24.48.128/26
10 host : 110.24.48.192/28
8 host : 110.24.48.208/28
5 host : 110.24.48.224/29
4 host : 110.24.48.232/29
2 host : 110.24.48.240/30

ROUTING
Routing adalah Suatu proses merutekan paket data dari network satu ke network yang lain dengan menggunakan router. Router merupakan device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan. Router memiliki lebih dari satu network interface dan dapat meneruskan datagram dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain. Untuk setiap datagram yang Diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan ke dirinya. Jika benar datagram disampaikan ke lapisan transport. Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah Forwarding Table yang dimilikinya untuk memutuskan kemana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalah table yang terdiri dari pasangan alamat IP, alamat router berikut, dan antarmuka tempat keluar datagram.
Jika dalam forwarding table tidak ditemukan yang sesuai dengan alamat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dimaksud tidak ditemukan. Router juga dapat memberitahu bahwa dirinya bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan penggunaan router lain.
Untuk dapat melakukan pembuatan jalur suatu router atau entitas apapun yang membangun routing melakukan beberapa langkah - langkah sebagai berikut :
1. Mengetahui alamat tujuan
2. Mengenali sumber – sumber informasi
3. Menemukan rute – rute
4. Memilih jalur atau rute
5. Memelihara dan memverifikasi informasi routing


Routing terdiri dari dua kategori, antara lain :
1. Static Routing, dan
Pada static routing pengelolaan (mengisi / menghapus) tabel routing dilakukan secara manual. Keuntungan static routing ini adalah :
 Jalur routing mudah diprediksi
 Tidak membutuhkan proses update routing table
 Mudah dikonfigurasi untuk network kecil
Sedangkan kerugian static routing ini adalah :
 Tidak cocok untuk network berskala besar
 Tidak dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap router harus berubah
 Tidak dapat beradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.

2. Dynamic Routing
Dynamic routing mengatur rute setiap paket dengan menggunakan tabel routing (tresimpan pada router). Tabel ini akan ter-update otomatis melalui routing protocol. Keuntungan dynamic routing adalah :
 Scalability, dimana konfigurasi dilakukan secara dinamis apabila terdapat penambahan / pengurangan router.
 Adaptability, dimana rute dapat berubah secara adaptif terhadap adanya link failure.
Sedangkan kerugian static routing ini adalah :
 Kompleksitas algoritma routing meningkat.
 Router harus saling bertukar informasi routing secara periodic.
 Tidak semua router mendukung dynamic routing.

0 komentar:

Posting Komentar